Rabu, 10 Agustus 2011

Proses Manajemen Strategi (Overview)

Suatu perusahaan dikatakan sukses dan berhasil jika memiliki kelebihan dari pesaing-pesaingnya untuk menarik minat pasar, yaitu pelanggan, dan dapat mempertahankan kelangsungan kesuksesannya tersebut dari tekanan kompetisi pasar. Keberhasilan yang diperoleh sebuah perusahaan sangat tergantung dari strategi-strategi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.
Banyak pakar mencoba mendefinisikan strategi secara tepat. Barney (2002, 6) menyatakan bahwa, “Strategy is defined as a firm’s theory about how to compete successfully.” Sementara itu, Porter (1996, 23) mendefinisikan strategi sebagai sebuah kreasi dari posisi yang unik dan berharga, meliputi sekumpulan aktivitas yang berbeda. Strategi dapat didefinisikan sebagai sekelompok keputusan dan tindakan yang dihasilkan melalui formulasi dan implementasi rencana-rencana yang telah dibentuk untuk mencapai tujuan perusahaan (Pearce & Robinson, 1994, 3). Pendapat yang senada dengan pernyataan tersebut dikemukaan oleh Hitt, Ireland & Hoskisson (2005, 7) yang mendefinisikan strategi sebagai berikut: “Strategy is an integrated and coordinated set of commitments and actions design to exploit core competencies and gain a competitive advantage”.  Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan pola tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi dipilih oleh manajemen perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi organisasi yang kemudian diterjemahkan ke dalam serangkaian rencana strategis yang disebut action plan yang dapat dipahami dan  dilaksanakan oleh manajer departemen dan karyawan di dalam organisasi.
Fred R. David (2001, 5) mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Dalam hal ini fokus manajemen strategi terletak pada memadukan manajemen pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistim informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Proses manajemen strategi pada prinsipnya terdiri atas tiga tahap utama, yaitu 1) perumusan strategi, 2) implementasi strategi, dan 3) evaluasi strategi. (David, 2001, 5). Perumusan strategi termasuk pengembangan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis baru apa yang perlu dimasuki, bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversifikasi, apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merger atau membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan pesaing. Hasil dari tahap perumusan strategi ini disebut sebagai rencana strategi.
Tahapan berikutnya adalah implementasi strategi. Proses manajemen strategi tidak begitu saja berakhir ketika perusahaan menetapkan strategi yang akan digunakan. Untuk itu, harus ada penerjemahan strategi ke dalam serangkaian tindakan strategik. Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, melengkapi kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dilaksanakan.
Noble dalam Ikavalko dan Aaltonen (2001, 10) mendefinisikan implementasi strategi sebagai komunikasi, interpretasi, adopsi dan pengesahan perencanaan strategik. Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya untuk mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistim informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi. (David, 2001, 5).
Implementasi strategi acapkali disebut sebagai tahapan eksekusi dari manajemen strategik. Mengimplementasikan strategi berarti memobilisasi manajer dan karyawan untuk melaksanakan strategi yang telah diformulasikan ke dalam serangkaian aksi. Tahapan ini seringkali disebut sebagai tahapan yang tersulit karena membutuhkan kedisiplinan, komitmen, dan pengorbanan dari personel. Menurut Ikavalko dan Aaltonen (2001, 14) masalah dalam implementasi strategi dapat meliputi peraturan manajemen yang lemah, kurangnya komunikasi, rendahnya komitmen pada strategi, kesalahpahaman akan strategi, sistem organisasi dan sumber daya yang tidak selaras, lemahnya koordinasi dan tanggung jawab, kapabilatas yang belum mumpuni, dan ketidakmampuan untuk membuat strategi sebagai bagian sehari-hari. Fokus dalam studi kasus ini adalah tahapan implementasi strategi ini.
Tahapan terakhir dari proses manajemen strategik adalah evaluasi strategi. Evaluasi atau kontrol strategik merupakan salah satu fungsi manajemen yang menempati posisi kritis dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Menurut Anthony dan Govindarajan ( 2001, 6 ) : “Management control is the process by which managers influence other members of the organization to implement the organization’s strategies.”
Evaluasi strategik berhubungan dengan melacak sebuah strategi setelah diimplementasikan, mendeteksi masalah atau perubahan dalam premise yang terkait dan membuat tambahan yang diperlukan. (Pearce & Robinson, 1994, 3).
Evaluasi merupakan suatu tahapan utama yang berguna bagi manajer untuk mengetahui apakah strategi yang dipilih itu terlaksana dengan tepat dan mencapai tujuan yang diharapkan. Tiga kegiatan fundamental dari evaluasi strategi (David, 2001, 5) adalah; mereview faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi perusahaan saat ini; mengukur kinerja, yaitu membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang didapatkan; dan melakukan tindakan koreksi untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan perencanaan.
Aktivitas perumusan, implementasi dan evaluasi strategi berlangsung pada 3 tingkatan hirarki di dalam organisasi, yaitu korporasi, divisi atau strategic business unit (SBU), dan fungsional. (David, 2001, 6). Melalui peningkatan komunikasi dan interaksi antar karyawan dan manajer lintas tingkatan hirarki, manajemen strategi membantu fungsi perusahaan sebagai tim bersaing.

Tidak ada komentar: